EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – Kinerja okupansi atau tingkat keterhunian di berbagai lokasi ritel atau pusat perbelanjaan di wilayah DKI Jakarta umumnya baik untuk di mal kelas menengah atas, tetapi kondisi sebaliknya terjadi pada mal menengah-bawah.
“Kalau dilihat dari okupansi, untuk mal kelas atas sudah di atas 95%, sedangkan yang kelas menengah bawah tidak sebagus itu,” kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia (konsultan properti) Ferry Salanto di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Dengan demikian, menurut Ferry Salanto, tingkat kekosongan para penyewa di berbagai mal kelas atas di Jakarta dapat dikatakan sangat minim pada saat ini.
Menurut dia, meski pasokan untuk ritel atau mal baru sudah dikekang dengan kebijakan moratorium pusat belanja di Ibu Kota dari beberapa tahun sebelumnya, tetapi tingkat permintaan juga nisbi belum terlalu tinggi.
Perusahaan yang masih menjadi pendorong utama, ujar dia, masih berada di sektor makanan dan minuman.
Sedangkan di luar Jakarta, lanjutnya, pusat belanja umumnya berkembang di Bekasi dan Tangerang karena mengikuti perkembangan residensial yang pesat di daerah tersebut.
“Sampai sekarang ‘performance’ (kinerja) ritel tidak sebagus yang kita perkirakan. Walau suplai sedikit, itu tidak otomatis membuat harga sewa bergerak meningkat pesat,” tuturnya.
Sentimen peritel sekarang ini, ujar dia, masih berdasarkan kinerja dari mal atau pusat perbelanjaan yang akan mereka masuki tersebut.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta semua pihak menaati aturan “kantong plastik tidak gratis” (KPTG) tidak hanya sektor retail.
“Kalau memang tujuannya kelestarian lingkungan, maka sekalian saja larang penggunaannya (kantong plastik) jangan hanya pihak retail yang dikejar, tetapi sektor lain juga harus berusaha mengurangi kantong plastik,” kata Wakil Ketua Aprindo Tutum Rahanta di Jakarta, Senin (3/10).
Dalam jumpa pers tersebut, ia menyebutkan banyaknya serangan yang diarahkan hanya kepada pengusaha retail modern, padahal tidak hanya retail modern yang menyumbangkan limbah kantong plastik.
Menurut dia, harga kantong plastik di beberapa daerah bisa mencapai Rp5 ribu per kantong, dan menurutnya hal tersebut memberatkan konsumen.
Ia berpendapat hal tersebut bisa terjadi karena memang adanya peraturan daerah yang menentukan demikian, dan aturan antardaerah adalah berbeda-beda, contohnya di Jakarta harga kantong plastik adalah Rp200, namun daerah lain berbeda
(Bisnis)