EKONOMIPOS.COM (EPC), LOMBARDY – Danau Iseo di Italia merupakan destinasi favorit wisatawan saat musim panas. Uniknya, traveler bisa coba berjalan di atas danau lewat dermaga terapung.
Dermaga di tepi laut sudah biasa, namun bagaimana dengan dermaga terapung di atas danau? Mungkin terdengar mustahil. Tapi nyatanya dermaga terapung itu sungguh ada di Danau Iseo, Italia.
Dilansir detikTravel dari CNN, Rabu (29/6/2016), dermaga terapung di atas Danau Iseo tersebut merupakan sebuah instalasi seni yang temporer atau sementara. Traveler pun serasa dibuat berjalan di atas air.
Adalah Christo dan Jeanne-Claude, duo seniman yang memprakarsai pembuatan dermaga terapung tersebut. Dibuat dari bahan polystyrene, dermaga terapung yang dilapisi karpet warna emas itu memanjang di atas danau dan menghubungkan dua pulau dengan pulau utama.
“Kami memilih danau ini karena lokasinya yang indah, pulaunya mencapai ratusan meter dari atas laut dan hanya dihuni oleh 2.000 orang saja,” ujar Christo yang bekerjasama dengan Jeanne-Claude yang tak lain adalah istrinya.
Secara tidak langsung, instalasi seni yang dilangsungkan dari 18 Juni – 3 Juli 2016 tersebut menarik perhatian turis untuk berduyun-duyun datang. Diketahui kalau ada sekitar 270 ribu wisatawan yang datang dermaga terapung dalam waktu lima hari saja.
Bahkan saking ramainya, dermaga terapung tersebut harus ditutup pada tengah malam hingga pukul 06.00 pagi waktu setempat untuk dibersihkan dan direparasi kembali. Umumnya penduduk sekitar hanya menggunakan perahu atau sepeda dan berjalan kaki.
“Itu (dermaga terapung) adalah sesuatu yang nyata, dan itu menarik orang-orang yang sangat mengapresiasinya,” tambah Christo.
Traveler yang berjalan di atas dermaga terapung itu dapat berjalan merasakan hembusan angin, sinar matahari hingga air danau dalam perjalanan menuju Pulau Monte Isola di tengah danau. Dari atas pulau, traveler juga bisa melihat instalasi dermaga terapung dari ketinggian.
Tapi tidak hanya bisa berjalan kaki menuju Pulau Monte Isola, pengunjung juga bisa singgah ke Pulau San Paolo. Pulau kedua tersebut memang berukuran kecil, namun memiliki sebuah rumah di atasnya. Sungguh unik!
Menariknya lagi, Christo dan Jeanne-Claude mempunyai kebijakan untuk selalu membiayai setiap proyek mereka secara mandiri. Bahkan mereka juga tidak menarik biaya dari pengunjung atau pemda setempat untuk setiap instalasi yang mereka gelar.
“Tidak ada tiket, tidak ada pembukaan, tidak ada pemesanan dan tidak ada pemilik. Dermaga terapung merupakan kepanjangan dari jalanan dan merupakan milik semua orang,” jelas Christo.
Secara teknis, instalasi dermaga terapung memiliki lebar 16 meter dan memanjang hingga tiga kilometer ke seberang danau dan berlanjut hingga 2,5 kilometer di tepian jalan tepi sungai Desa Sulzano dan Peschiera Maragi di Pulau Monte Isola.
Ketika pameran berakhir pada 3 Juli 2016 mendatang, rencananya dermaga terapung tersebut akan didaur ulang menjadi sesuatu yang lain. Sebuah cara manis untuk mengakhiri karya terakhir Christo di umurnya yang telah mencapai 81 tahun.
“Karya kami adalah nomadik, seperti orang-orang. Mereka muncul di suatu tempat untuk waktu yang singkat dan kemudian menghilang untuk selamanya,” tutup Christo. (Detik)