OJK: Kredit bank tumbuh di batas bawah

by

EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – Langkah perbankan bakal semakin berat untuk mengejar target kredit di tengah perlambatan ekonomi tahun ini. Kondisi tersebut membuat perbankan merombak rencana bisnis bank (RBB) untuk semester kedua 2016 dengan memangkas target pertumbuhan kredit.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Irwan Lubis menyampaikan, pertumbuhan kredit akan lebih lambat di semester II-2016. “Pertumbuhan kredit untuk semester II-2016 akan tumbuh di batas bawah, yaitu 12%,” kata Irwan, Rabu (20/7).

Sebagai catatan, pada awal tahun 2016, OJK dengan merujuk RBB perbankan, memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 12% hingga 14%. Sayangnya, debitur menahan diri untuk meminjam dana dari perbankan.

Di sisi lain, perbankan pun berupaya membatasi penyaluran kredit untuk meminimalisir risiko kredit macet akibat perlambatan ekonomi.

Oleh sebab itu, wajar saja jika kalangan bankir kini pesimistis terhadap target pertumbuhan kredit yang tinggi. Sebab, hingga pertengahan tahun 2016, kredit hanya tumbuh single digit (satu digit) yakni 8% menjadi Rp 4.099,2 triliun.

Pasang target rendah

Industri perbankan kini lebih realistis memasang target pertumbuhan kredit. Semisal kelompok bank besar tidak menambah target pertumbuhan kredit dalam revisi RBB semester II-2016.

Direktur Utama Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya tidak membidik pertumbuhan tinggi untuk kredit karena permintaan kredit sangat rendah. “Kami merevisi pertumbuhan kredit menjadi 10% hingga akhir tahun 2016,” kata Kartika yang akrab disapa Tiko tersebut, Rabu (20/7).

Kata Tiko, target pertumbuhan itu realistis karena Bank Mandiri membukukan realisasi pertumbuhan kredit sebesar 10% di semester I 2016. Semula, bank berlogo pita emas tersebut menargetkan pertumbuhan kredit 15% hingga 17% di tahun 2016.

Sependapat, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baequni menuturkan, pihaknya tak menambah target pertumbuhan kredit untuk semester II-2016, meskipun BNI banyak menyalurkan kredit. Bank berlogo 46 tersebut tetap memasang target pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% sampai akhir tahun 2016.

Kendati begitu, Baequni menambahkan, pihaknya memperkirakan pertumbuhan kredit bisa mencapai 21% di semester II 2016.

Sedangkan Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terbilang agresif menargetkan pertumbuhan kredit yang tinggi, yaitu sebesar 18% hingga 20%.

Maryono, Direktur Utama BTN mengungkapkan bahwa permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) masih tinggi karena kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal meningkat.

“BTN saja mencatat pertumbuhan kredit sekitar 18% pada semester pertama 2016,” tutur Maryono.

Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan tersebut optimistis akan mencapai pertumbuhan kredit dua digit karena kredit perumahan masih menjadi kebutuhan utama konsumen.

 

(KONTAN)