2016 Tidak Ada Impor Beras, Bawang, Cabe

by

EKONOMIPOS.COM (EPC)JAKARTA – Pemerintah menetapkan untuk 2016 tidak akan ada impor beras, bawang, dan cabe.

Impor pangan yang tercatat pada semester I 2016 adalah impor yàng diajukan pada 2015 dan realisasinya dirilis pada awal  2016 (Januari-Pebuari), yang meliputi beras, gula, daging sapi dan gandum.

Jadi, pada 2016, Kementan mencatat tidak ada impor beras, bawang, cabe. Impor jagung Indonesia tahun ini diperkirakan turun 60%.

Sementara itu, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September 2016 mengalami penaikan sebesar 1,29% menjadi Rp4.537,00 per kilogram dari bulan sebelumnya. “Adanya kenaikan dikarenakan panen sudah mulai berkurang, musim panen raya sudah hampir berlalu,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/10/2016).

ANOMALI IKLIM

Terkait anomali iklim akibat El Nino 2015 dan La Nina 2016, yang semula diprediksi akan mengganggu produksi, ternyata yang terjadi sebaliknya. El Nino 2015 dapat teratasi dan La nina 2016 (kemarau basah) adalah berkah untuk petani, karena kebutuhan air masih bisa tercukupi khususnya padi, jagung dan kedele.

Adapun untuk memanfaatkan lahan tadah hujan, strategi Kementan adalah  dengan mengembangkan embung, long storage, dam parit, dan sumur dangkal yang dapat meningkatkan luas tambah tanam Oktober 2015-September 2016 hingga 1,2 juta ha. Dengan capaian ini diprediksi tidak akan ada paceklik tahun ini dan seterusnya karena adanya kenaikan Indeks tanam seluas 1.2 juta ha tersebut.

Suhariyanto mengatakan kenaikan untuk harga rata-rata GKP juga terjadi di tingkat penggilingan sebesar 1,26% menjadi Rp4.621,00/kg jika dibandingkan dengan gabah kualitas sama pada Agustus 2016.

Suhariyanto menambahkan sementara untuk rata-rata gabah kering giling (GKG) di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 2,23%  menjadi Rp5.285,00/kg dan di tingkat penggilingan tercatat juga turun sebesar 2,13%  menjadi Rp5.397,00/kg.

Namun, lanjut Suhariyanto, untuk harga rata-rata gabah kualitas rendah di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,98%  menjadi Rp4.076,00/kg, yang diikuti kenaikan di tingkat penggilingan sebesar 2,35%  atau menjadi Rp4.184,00/kg.

“Jika dibandingkan dengan September 2015, rata-rata harga di tingkat petani untuk GKP turun sebesar 4,78%, GKG 0,84% dan gabah kualitas rendah turun sebesar 4,92%,” kata Suhariyanto.

Sementara itu, pada tingkat penggilingan untuk periode yang sama, harga rata-rata GKP mengalami penurunan sebesar 4,76%, GKG turun sebesar 0,97% dan gabah kualitas rendah turun sebesar 4,15%.

Tercatat, pada September 2016 rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan sebesar Rp9.111,00/kg atau turun sebesar 2,74%  dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp8.965,00/kg atau naik sebesar 0,72%, dan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.578,00/kg atau naik sebesar 0,89%.

Jika dibandingkan dengan September 2015, rata-rata harga beras di penggilingan pada bulan September 2016 untuk kualitas premium turun 3,53%, kualitas medium naik 0,28%, dan kualitas rendah turun 3,68%.

Data yang diperoleh tersebut berdasarkan pantauan BPS dari 1.255 transaksi penjualan gabah di 22 provinsi selama September 2016, yang didominasi transaksi gabah kering panen sebanyak 68,37%, gabah kualitas rendah sebanyak 20 persen, dan gabah kering giling sebanyak 11,63%.

 

(Bisnis)