EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – Kendati terus mendapatkan tekanan dari lembaga swadaya masyarakat atau NGO asing, kinerja ekspor minyak kelapa sawit justru meningkat.
Namun, Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPBD), meminta pelaku industri sawit nasional semakin siap menghadapi tekanan tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis BPBD, ekspor kelapa sawit Indonesia pada Januari sampai Agustus mampu menembus ke-26 negara. Hal itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama 2015, yaitu 13 negara.
Bayu mengungkapkan, gangguan yang dilakukan LSM asing terhadap pengelolaan perkebunan kelapa sawit nasional dengan ‘kampanye hitam’ meskipun belum banyak berpengaruh, tetap harus diwaspadai oleh Indonesia.
“Sejak Januari hingga Agustus tahun ini ekspor kelapa sawit Indonesia mencapai 28 juta ton,” ujar Bayu.
Bayu menduga, pernyataan negatif yang kerap dikampanyekan LSM asing terhadap pengelolaan kelapa sawit Indonesia mempunyai motif lain yaitu sebab persaingan usaha dari negara lain.
“Banyak yang menduga demikian. Kampanye negatif LSM asing ke industri kelapa sawit Indonesia diduga persaingan usaha dari negara lain,” ujarnya.
Menurut Bayu, hal tersebut dapat dilihat dari pengelolaan kelapa sawit Indonesia yang memiliki keunggulan dari negara-negara asing, sehingga cukup membuat mereka kelabakan. Secara produktivitas dan produksi, kelapa sawit nasional lebih berkualitas dibandingkan dengan negara lain.
“Kelapa sawit Indonesia memiliki produktivitas yang tinggi dan produksi yang efisien,” katanya.
Saat ini, ujar Bayu, ekspor kelapa sawit Indonesia di perdagangan global hanya bersaing dengan Malaysia. Ekspor minyak kelapa sawit juga terus bersaing dengan minyak nabati lain dan minyak kedelai yang diproduksi Brasil, Argentina, dan beberapa negara lain.
(Bisnis)