EKONOMIPOS.COM (EPC), JAKARTA – Sebagai satu program strategi untuk stabilkan harga pangan sekaligus memperluas segmen bisnis ritel dengan membuka kemitraan usaha berbasis kerakyataan, Perum Bulog menargetkan 50 ribu hingga 100 ribu Rumah Pangan Kita (RPK) selama dua tahun mendatang
“Pendirian RPK diharapkan dapat menjadi pasar alternatif yang akan mendekatkan antara produsen kepada konsumen yang membutuhkan sejumlah komoditas pangan dengan harga murah,” ujar Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Senin (08/05/2017).
Dia menyebutkan, hingga kini sudah ada 18 ribu titik RPK tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Tanah Air. “Namun jumlah itu belum cukup untuk stabilisasi harga,” imbuh Djarot dalam BUMN Marketers Club di Gedung Bulog.
Acara yang menghadirkan pembicara utama pakar marketing Hermawan Kertajaya itu merupakan rangkaian peringatan HUT ke 50 Perum Bulog pada 10 Mei 2017.
Djarot melanjutkan, pemerintah berupaya agar setiap desa dan kelurahan bisa memiliki paling tidak satu sahabat RPK. Program ini semata-mata untuk mendekatkan Bulog dengan konsumen (masyarakat) guna mendapatkan pangan yang cukup, murah, dan sehat.
Menurut dia, keikutsertaan masyarakat dalam sahabat RPK memberikan keuntungan karena outlet dapat diusahakan diperkarangan atau garasi rumah dengan modal finansial yang ringan.
Sementara Bulog akan memasok produk pangan di bawah harga pasar selaian itu juga memberikan kepastian pasok produk dengan kualitas mutu yang terjaga.
Sejumlah komoditas pangan yang dijajakan di outlet RPK seperti beras dengan mutlikualitas. Kemuidan minyak goreng dan gula pasir. Kelak, outlet juga menyediakan komoditas pertanian lainnya seperti bawang merah dan cabai segar.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo mengatakan, target pembentukan RPK hingga mencapai 100 ribu titik tersebut diperkirakan terwujud dalam waktu dua tahun ke depan. (*)