SELATPANJANG – Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Said Hasyim mengatakan, data BPS bahwa tingkat kemiskinan di Meranti berada pada angka 29,8 persen. Hal itu diperparah dengan minimnya infrastruktur yang membuat daerah ini menjadi terisolir.
Dia menyebutkan tiga kecamatan termasuk terisolir dan perlu pecerpatan pembangunan. Yakni Kecamatan yaitu Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang Barat dan Kecamatan Tasik Putri Puyu.
Untuk mencapai pembangunan perumahan di tiga wilayah terisolir tersebut pihaknya melakukan lobi ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pemkab dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke Kementerian PUPR sepakat untuk mengusulkan bantuan pembangunan rumah baru dan rehap rumah bagi masyarakat miskin di Meranti, khususnya di tiga kecamatan.
“Semoga Kementrian PU PR khususnya Direktorat Bidang Pengadaan Perumahan dapat membantu Meranti untuk mendapatkan alokasi program pembangunan rumah layak huni maupun rehap rumah,” ujar Said Hasyim, Kamis (1/3).
Dijelaskan wakil bupati, Kepulauan Meranti yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional dan kawasan strategis tertentu hendaknya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat.
Sebagai beranda terdepan Republik Indonesia, Meranti berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, yang berada di Selat Malaka menjadi perlintasan dari ratusan kapal berasal dari seluruh dunia.
Kondisi ini semakin menyedihkan karena seperti diakui Wakil Bupati Said Hasyim, hingga saat ini belum ada program khusus yang signifikan masuk ke Meranti baik bidang ekonomi maupun masalah infrastruktur. (*)