PEKANBARU – Ternyata masih ada warga kurang mampu tak dapat merasakan jenjang pendidikan formal di Kota Pekanbaru.
Hal itu seperti dikeluhkan warga RW 12 Kelurahan Tangkerang Selatan, Bukitraya dalam reses anggota DPRD Pekanbaru, Sabtu (17/3). Warga menyebutkan beberapa masyarakat miskin di daerah tersebut, terpaksa putus sekolah, karena tidak ada biaya.
“Kita harapkan perhatian pemerintah tidak setengah hati. Banyak program tentang pendidikan, tapi banyak juga tak tepat sasaran,” sebut El kepada Anggota DPRD Pekanbaru Sondia Warman.
El mengaku tidak mengetahui secara pasti jumlah warga tak mampu, yang putus sekolah. Namun jika dibutuhkan pemerintah, para Ketua RT dan RW akan mendata secara benar, mana saja warga yang membutuhkan tersebut.
“Makanya kami minta, Pak Dewan selaku wakil kami di legislatif, bisa menyampaikan ini ke Disdik Pekanbaru. Tidak perlu banyak program, tapi hanya membantu orang kaya. Sementara orang miskin semakin melarat juga,” katanya.
Selain biaya sekolah, dalam reses tersebut warga juga meminta pemerataan pembangunan sekolah. Sebab, di Kecamatan Bukitraya, untuk sekolah tingkat SLTA, hanya ada satu, yakni SMAN 14 di Kelurahan Simpang Tiga.
“Memang banyak alternatif sekolah lain di kecamatan lainnya. Namun masyarakat di sini juga sangat mengharapkan kuota tempatan. Dengan begitu, anak-anak bisa merasakan sekolah favorit,” tambah warga lainnya, Lubis.
Menanggapi keluhan warga ini, Sondia Warman yang juga menjabat selaku Wakil Ketua DPRD berjanji menyampaikan semua aspirasi yang sudah disampaikan masyarakat. Terutama yang berkaitan hal-hal yang prioritas.
Seperti halnya pendidikan, biaya sekolah, UMKM dan lainnya. Sebab, aspirasi lainnya juga diharapkan warga bisa dibantu. Seperti alat rebana dan bantuan untuk untuk MDA dan lainnya.
“Jadi, setelah reses ini, langsung digelar Musrenbang Kota Pekanbaru pada 21 Maret nanti. Tentunya, aspirasi masyarakat yang kita serap, kita masuk. Kita juga akan pastikan aspirasi tersebut masuk dalam program kegiatan, untuk tahun mendatang,” sebut Sondia. (*)