EKONOMIPOS.COM (EPC), PEKANBARU – Hingga pertengahan tahun 2017, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Riau mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 3,7 triliun atau 41,82 persen. Sementara target pendapatan daerah tahun ini sebesar Rp 8,8 triliun.
Artinya memasuki semester kedua belum dicapai 50 persen pendapatan daerah Provinsi Riau. Kepala Bapenda Riau, Indra Putrayan menyebutkan masih ada waktu mengejar target tersebut.
“Kami optimistis mencapai target tahun ini. Kalau tahun lalu memang tidak tercapai target karena beberapa persoalan, termasuk transisi,” jelas Indra, Selasa (11/07/2017).
Apalagi seluruh UPT digesa melakukan jemput bola kepada masyarakat dalam mengejar wajib pajak, sehingga bisa mencapai target yang ditentukan.
Kepala Bidang Pajak Bapenda Riau Irfan Tasbih menyebutkan, sebenarnya bisa dikejar peningkatan pendapatan pajak daerah khususnya kendaraan di daerah-daerah pelosok di Riau.
“Karena niat masyarakat yang ingin bayar pajak sebenarnya tinggi, hanya saja terkendala karena masalah akses. Seperti masyarakat kita yang berada di daerah kebun-kebun,” ujar Irfan.
Apalagi, jumlah penunggak pajak khususnya kendaraan cukup besar di Provinsi Riau. Karena biasanya masyarakat di pedalaman ini setelah beli kendaraan tidak pernah dibawa keluar dan pajaknya tidak pernah dibayar.
“Dipakai tidak pernah keluar daerahnya, beda dengan yang ada di Kota lebih taat bayar pajak,” jelasnya.
Maka dari itu lanjut Irfan, kedepannya harus ada pelayanan mobil ke masyarakat diseluruh UPT Bapenda yang ada di Riau. Karena selama ini baru ada di Kota Pekanbaru pelayanan Samsat Keliling.
“Karena Jarak masyarakat ke pelayanan sangat jauh. Masyarakat mau bayar pajak, Asal akses mudah dan persyaratan tidak dipersulit, makanya kita juga perbaiki birokrasi pelayanan kita,” jelasnya.
Dari total target Pendapatan Daerah Riau Rp 8,8 triliun tersebut terbagi dalam tiga kategori. Yakni Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana capaian baru Rp1,2 triliun dari target Rp 3,7 triliun. (*)