Tingkatkan Jumlah Aktuaris, OJK dan FMIPA UNRI Lakukan KerjaSama

by

EKONOMIPOS.COM -Sekitar tiga ratus orang hadir dalam acara ”Seminar 1000 Aktuaris” yang diadakan oleh Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau (FMIPA UNRI) pada Kamis pagi (25/04).

Peserta merupakan mahasiswa Universitas Riau dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) se- Pekanbaru. Seminar ini merupakan bentuk kerja sama FMIPA UNRI dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta melibatkan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan Risk Management,
Economic Sustainability, and Actuarial Sciece Development in Indonesian (READI). Tujuan diadakannya seminar ini yaitu sebagai salah satu program untuk memperluas wawasan mengenai ilmu
aktuaria dan meningkatkan jumlah aktuaris di Indonesia.
Acara yang dilangsungkan di Hotel Pangeran Pekanbaru ini dihadiri oleh Syaiful Bahri selaku Wakil Rektor IV UNRI. Turut hadir juga Dekan FMIPA UNRI, Syamsudhuha dan seluruh wakil dekan,
serta Imran M., selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNRI.
Sekitar pukul setengah sembilan pagi, acara dibuka dengan persembahan Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang dibawakan oleh mahasiswa UNRI Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
membaca doa, acara dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh Syamsudhuha. Kemudian,
Anggar B. Nuraini selaku perwakilan Deputi Komisioner Pengawas IKNB 1, OJK juga menyampaikan sambutan dalam acara seminar ini.
Dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Wakil Rektor IV UNRI sekaligus membuka acara seminar secara resmi. Dalam kesempatan ini, dilakukan pertukaran cenderamata antara pihak UNRI dan OJK.
Acara ini menghadirkan tiga orang pembicara, yaitu Arie Munandar selaku perwakilan pihak OJK,
Budi Tampubolon dari PAI, sedangkan READI diwakili oleh William Duggan. Pembicaraan dipandu
oleh Hasriati, selaku dosen pengajar Aktuaria dalam peminatan Matematika Management di FMIPA UNRI.
Para pembicara menyampaikan materinya masing-masing. Pada kesempatan pertama, Arie sampaikan
bahwa jumlah aktuaris di Indonesia terus bertambah sejak tahun 1993 hingga 2018 berjumlah 571 orang. “Secara ideal, Indonesia membutuhkan hampir 1000 aktuaris untuk mengelola aset-aset yang dimiliki oleh Indonesia,” ujar Arie.
Oleh sebab itu, OJK mendukung pembentukan program studi Aktuaria di universitas se-Indonesia.
Materi kedua disampaikan oleh Budi Tampubolon. Budi jelaskan ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan untuk menjadi seorang aktuaris, yaitu kemampuan berhitung, berkomunikasi, berbahasa
Inggris, skill komputer, dan yang paling utama ialah motivasi maupun kerja keras. “Seorang aktuaris harus mampu melihat segala kemungkinan dan membuat perencanaan untuk mengendalikan resiko.”
Sarjana Matematika atau Aktuaria tidak langsung mendapat gelar aktuaris ketika lulus. Namun syarat uji sertifikasi agar seseorang dapat menyandang gelar aktuaris. Di Indonesia, uji sertifikasi
diselenggarakan oleh PAI. Ada dua tingkatan aktuaris. Pertama tingkat Associate (ASAI) dan kedua
tingkat Fellow (FSAI). Masing-masing tingkatan hanya bisa diraih dengan menempuh beberapa mata
ujian.

Materi selanjutnya oleh William Duggan dari Project READI, Kanada. William sampaikan, Kanada
memiliki lebih dari lima ribu aktuaris yang bekerja di berbagai perusahaan asuransi, pemerintahan maupun universitas.
Ada beberapa alasan orang memilih ilmu aktuaria. Seorang aktuaris akan mendapatkan gelar intelektual yang penuh tantangan dan mampu membuat perbedaan dengan aplikasi angka. Bekerja dibidang ilmu aktuaria merupakan bentuk nyata kehidupan yang berdampak besar.
Di akhir materi, dilakukan sesi tanya jawab antara peserta dan pemateri. Dilanjutkan dengan foto bersama dan penyerahan cenderamata kepada pemateri. Acara diakhiri dengan penutupan dan makan siang bersama.(rilis)