Siswa Belajar di Ruang Pengap, SDN 12 Bengkalis Butuh Tambahan Kelas

by

BENGKALIS – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12, Kelurahan Rimba Sekampung, Bengkalis mengalami kekurangan ruang belajar sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan sekolah negeri ini terpaksa menggunakan bekas rumah dinas guru untuk dijadikan ruang belajar.

Bangunan bekas rumah dinas guru ini berbentuk bangunan semi permanen terbuat sebagian diding dari kayu sedikit banyaknya sudah dimakan rayap. Bahkan terasa cukup pengap jika berada di dalam dalam waktu lama.

Dengan kondisi kurang memadai, proses belajar mengajar harus tetap dilakukan di ruangan bekas rumah dinas ini. Sejauh ini proses belajar mengajar tidak terganggu dan berjalan normal, meski di ruang kelas tidak layak.

“Belajar di gedung bekas rumah dinas ini terpaksa kami lakukan karena memang sekolah sudah kekurangan ruang belajar sekarang,” kata Kepala SDN 12 Elmiwati, Kamis (25/1).

Pihak sekolah sangat berharap Pemkab Bengkalis bisa membangunkan ruang belajar baru untuk sekolah ini. Bahkan sekolah sudah mengusulkan penambahan ruangan belajar sejak lama namun sampai saat ini belum trealisasi.

Akibat kekurangan ruangan ini, sekolah terpaksa melakukan pembagian proses belajar siswa. Pembagian jam belajar menjadi dua yakni masuk pagi dan masuk pukul 10.00.
“Dengan kondisi ini kita sangat-sangat berharap gedung atau lokal baru sudah dibangunkan,” ungkap Elmiwati.

Elmiwati mengatakan, baru-baru in Plt Kadis Pendidikan Kabupaten Bengkalis, Edi Sakura sempat berkunjung ke SDN 12 yang berada di jalan Gatot Subroto gang Sederhana tersebut. Dalam kesempatan tersebut Kadis Pendidikan sempat berjanji akan membangun gedung baru pada tahun anggaran 2019 mendatang.

Kondisi ruang belajar yan kurang ini, diakui Ketua Komite SDN 12 Bengkalis, Agus Tizen. Pihaknya juga sudah menggelar rapat bersama kepala sekolah SDN12 dan sejumlah wali murid membahas persoalan tersebut.

“Dalam waku dekat komite bersama kepala sekolah, akan menghadap kepala dinas pendidikan untuk menyampaikan kondisi kekurangan saat ini,” kata Agus Tizen. (*)