EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – Perombakan kabinet Kerja Jilid II, Rabu (27/7), mampir ke kantor Kementerian ESDM. Sudirman Said yang sudah mengemban tugas kurang lebih dua tahun dicopot dari jabatannya dan diganti lulusan Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Mesin Archandra Tahar.
Archandra sudah menetap 20 tahun di Amerika Serikat karena bekerja sebagai Presiden Petroneering Houston di Texas. Perusahaan ini bergerak di bidang energi dan minyak. Dia bilang, transformasi sektor ESDM merupakan suatu keharusan untuk menciptakan kemandirian bangsa demi kedaulatan energi.
Dia menjamin, investasi di sektor ESDM akan sesuai dengan koridor hukum dan UU, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan. “Dalam sidang kabinet hari ini (Rabu 27/7), aturan yang tidak memudahkan investasi harus kami hapus,” tegasnya di Kantor ESDM, Rabu (27/7).
Adapun untuk transformasi di sektor ESDM, ada tiga pilar utama yang harus dilakukan. Pertama, proses bisnis yang transparan dan terukur. “Saat ini investor sedang berlomba-lomba dalam mencari keuntungan dan itu adalah hal yang jamak,” kata dia.
Kedua, sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, knowledge, skill dan experience. Ketiga, teknologi yang tepat sasaran agar bisnis lebih cepat. “SDA untuk kemakmuran rakyat Indonesia adalah kita harus mendorong industri dalam negeri agar menjadi uang terbaik untuk bangsa ini, serta memperoleh pekerja yang andal,” ujarnya.
Sayang, Archandra belum detil menyebut beberapa proyek yang akan dilanjutkan, baik dari sektor migas, minerba, maupun kelistrikan.
Namun, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman memastikan, proyek yang menjadi program menteri sebelumnya bakal terus dijalankan, seperti program Indonesia Terang. “Karena bukan soal programnya, itu, kan, untuk memenuhi kebutuhan rasio elektrifikasi mencapai 97%,” ungkapnya.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono juga bilang, meskipun menterinya baru, program yang ada di sektor minerba akan terus dilanjutkan, misalnya revisi UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba) serta program hilirisasi tahun 2017.
“Menteri baru kita ini profesional, saya yakin program-program Minerba tetap dijalankan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi berharap banyak dari menteri baru ini karena pernah menangani perusahaan migas. Sejauh ini banyak sekali permasalahan di sektor hulu migas yang belum diselesaikan. Sebut saja, pengawasan pengadaan-pengadaan vendor yang bekerjasama dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
“Misalnya SKK berkontrak dengan 290 Production Sharing Contract, 290 PSC ini berkontrak pengadaan-pengadaan dengan lebih dari 1.500 vendor. Sampai sekarang belum bisa memastikan detailnya ini, masing-masing vendor nakal atau tidak. Ini, kan, mesti dibereskan,” ujar Amien.
Selain itu, ada beberapa aturan yang menghambat investasi migas, sehingga banyak proyek tertunda.
(KONTAN)