EKONOMIPOS.COM – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melalui PT Mandiri Manajemen Investasi hari ini mencatatkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri GIAA01 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Acara seremonial ini pun dihadiri pula oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Kedatangan Rini terbilang cukup mengejutkan. Sebab dijadwal awal tidak ada nama Rini sebagai tamu pada acara pagi ini.
Rini pun mengakui, keputusan untuk hadir dalam seremonial pencatatan instrumen KIK EBA Mandiri GIAA01 baru diambil tadi malam. Maklum saja Rini jarang hadir ketika para BUMN melakukan pencatatan instrumen investasi di pasar modal
“Tadi malam banyak yang tanya Bu Rini kok datang ke Bursa Efek (Indonesia) untuk Garuda? Padahal yang lain listing enggak datang,” tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Rini mengaku memang kini memberikan perhatian khusus kepada Garuda Indonesia dibandingkan BUMN lainnya. Alasannya maskapai ini sering diterpa kabar-kabar buruk, mulai dari kondisi keuangan hingga gesekan antara manajemen dengan serikat pekerja dan pilot.
“Jadi saya memberikan perhatian spesial karena Garuda Indonesia juga tengah mendapatkan banyak perhatian spesial dari banyak pihak termasuk media,” tambahnya.
Rini juga mengapresiasi sinergi BUMN yang turut mendukung pencatatan perdana KIK EBA GIAA01, dalam hal ini PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Mandiri Manajemen Investasi.
Dalam pembentukan KIK EBA GIAA01 ini, PT Mandiri Manajemen Investasi bertindak sebagai manajer investasi, bersama dengan Maybank Indonesia sebagai bank kustodian. Sedangkan agen penjual untuk KIK EBA GIAA01 ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
Penawaran KIK EBA ini mendapatkan respons yang positif dari investor karena struktur produk dan imbal hasil yang cukup menarik. Produk investasi beragun penjualan tiket ini memiliki total nilai sebesar Rp 2 triliun yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B dengan rating AA+ dari Pefindo.
“Tentu saya ingin hadir di sini dengan bangga karena Garuda Indonesia bisa mengeluarkan efek beragun aset dari penjualan tiket dan efeknya laku keras. Ini membuktikan Garuda masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat,” tambah Rini.
KIK EBA GIAA01 kelas A memberikan tingkat imbal hasil sebesar 9,75%, tenor lima tahun dengan tanggal jatuh tempo 27 Juli 2023 yang nilainya mencapai Rp 1,8 triliun.
Sementara Untuk KIK EBA GIAA01 kelas B dilakukan melalui penawaran terbatas dengan nilai Rp 200 miliar untuk tenor sejenis dan tingkat imbal hasil yang tidak tetap. (detikfinance)