EkonomiPos.com, Spekulan minyak mentah langsung beraksi menanggapi berita kematian Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Aksi mereka langsung membuat harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan.
Saudi saat ini memang memegang peran sentral dalam organisasi penghasil minyak dunia, OPEC. Saudi merupakan produsen minyak mentah terbesar dunia.
Mengutip laman Bloomberg, Jumat, 23 Januari 2015, harga minyak mentah dunia di bursa komoditas New York langsung menanjak 3,1 persen. Komoditas yang sama juga melonjak 2,6 persen di bursa London, Inggris.
Harga minyak jenis WTI untuk pengapalan Maret di bursa komoditas NYME tercatat naik US$ 1,45 menjadi US$ 47,76 per barel. Sepanjang pekan ini, harga minyak WTI telah tergerus 3,3 persen.
Sementara itu minyak mentah jenis Brent di pasar ICE Future Europe, London tercatat naik US$ 1,28 menjadi US$ 49,80 per barel.
Analis Sanford C Bernstein & Co yang berbasis di Hong Kong, Neil Beveridge mengatakan wafatnya Raja Abdullah memang akan meningkat ketidakpastian. Volatilitas harga minyak dunia juga akan meningkat dalam jangka pendek.
“Saya perkirakan takkan ada yang tahu perubahan kebijakan dalam jangka pendek, namun wafatnya Raja Abdullah hadir ketika tekanan tengah melanda Arab Saudi,” katanya.
Harga minyak dalam setahun terakhir telah terpangkas 50 persen seiring meningkatkan produksi minyak Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir. OPEC sendiri bersikukuh takkan memangkas produksi minyaknya.
“Market bereaksi bullish dengan kabar ini karena kabar ini akan mendoring periode ketidakpastian sepanjang tidak ada kabar terbaru tentang penyerahan kekuasaan,” ujar Presiden Lipow Oil Associates LLc, lembaga konsultan energi di Texas, AS, Andy Lipow. (Ism/dream.co.id)