EKONOMIPOS.com,Surabaya-Bandara yang khusus melayani aktivitas minyak dan gas (migas) akan dibangun di atas lahan seluas 195 hektar di Desa Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Kemarin, tim dari Pemkab Bojonegoro menggelar rapat perdana persiapan pembangunan bandara di kantor Gubernur Jawa Timur, karena pembangunan bandara tersebut harus seizin Gubernur Jawa Timur.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan, bandara migas tersebut dinilai sebagai kebutuhan infrastruktur penting, mengingat saat ini ada lima wilayah kerja pertambangan (WKP) di Bojonegoro.
“Sebagai penunjang saran transportasi tenaga migas, peralatan, dan antisipasi kondisi bahaya, agar tidak selalu mengandalkan bandara Juanda atau Iswahyudi Madiun,” katanya, Rabu (20/1/2016).
Dia berharap, ke depannya, bandara di Bojonegoro tersebut tidak hanya beroperasi untuk urusan migas, tetapi juga dioperasikan untuk bandara komersial.
“Potensi penumpangnya cukup besar, seperti dari Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro sendiri,” ungkapnya.
Dari 195 hektar lahan yang disediakan untuk bandara migas di Kecamatan Dander, 175 hektar merupakan lahan milik Perhutani dan 21 hektar sisanya lahan milik warga.
Sesuai dokumen perencanaan yang disampaikan Pemkab Bojongoro, pengadaan lahan dilakukan selama tiga tahun, mulai 2016 hingga 2018. Sementara itu, pembangunan fisiknya dilakukan selama empat tahun, sejak 2017 dan diharapkan tahun 2020 sudah mulai beroperasi.(KOMPAS.com)