EKONOMIPOS.COM (EPC),JAKARTA – ‘Tahu bulat digoreng dadakan, lima ratusan’ yap, itu suara yang saat ini sedang ngehits di awal 2017. Sumber suara itu berasal dari mobil bak terbuka yang menjajakan tahu yang berbentuk bulat.
Salah satu penjual tahu bulat, Dadang (30), mengatakan bahwa berjualan tahu bulat, tidak seperti orang lihat yang melihatnya enak. Tapi berjualan tahu bulat juga banyak risiko yang harus dihadapi, seperti diusir sama orang yang punya lahan dan dikejar petugas Dishub DKI, apabila berjualan di pinggir jalan.
“Kita penjual tahu bulat harus mempunyai risiko sendiri, seperti dikejar petugas Dishub sekitar, apabila kami berjualan di pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas,” kata Dadang .
Menurut Dadang, ia menjual tahu bulat di Jakarta tidak menetap di satu tempat, melainkan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain yang banyak orang atau tempat yang ramai. Ia juga berjualan menggunakan mobil bak terbuka.
“Saya sering berjualan di tempat-tempat ramai di Jakarta seperti sekolahan yang banyak pembelinya mas,” ungkapnya sambil menyeka keringat yang memenuhi wajahnya.
Seperti diketahui mobil tahu bulat biasanya blusukan di komplek perumahan atau perkampungan yang berisi dua atau tiga orang laki-laki. Di ruang kemudi ada sopir yang merangkap jadi seseorang yang menjajakan jualannya menggunakan speaker.
Sedangkan di bak belakang, ada satu atau dua orang lelaki remaja atau dewasa muda yang siap melayani pembeli. Satu orang sibuk menggoreng dan satu orang lagi menjadi kasir. Kadang tukang goreng merangkap menjadi kasir. (**)