EKONOMIPOS.COM (EPC),PEKANBARU – Memasuki akhir triwulan I, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017 belum juga digunakan oleh pemerintah daerah di Riau. Hal itu menyeybabkan perekonomian melambat.
“Saat ini sudah memasuki triwulan I pada 2017, bagaimana pembangunan bisa jalan dengan baik kalau anggaran belum turun,” kata Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Riau Irwan Mulawarman di Pekanbaru, Kamis (30/03/2017).
Irwan menjelaskan jika realisasi APBD Riau triwulan I belum digunakan berarti akan terjadi pergeseran pada target dan pelaksanaan pembangunan di Riau.
Dimana apa yang sudah dirancang dan ditetapkan untuk digerakkan serta dikerjakan pada tiga bulan pertama akan mundur atau bergeser.
“Bicara dampak ekonomi yang terjadi akibat APBD Riau belum terealisasi, sektor-sektor yang sudah disusun serta apa yang harus dibangun triwulan I bergeser,” ucapnya.
Menurutnya lagi dengan demikian bisa berakibat roda pembangunan Riau kurang bergairah, serta sektor pertumbuhan ekonomi juga akan melambat. Begitu juga akan bisa terjadi dampak ekstrem Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi rendah.
“Dampaknya meluas suplai barang lambat, jumlah pasokan terbatas atau langka, akibatnya harga mahal. Nah ini potensi memicu inflasi,” jelas Irwan.
Ia menilai inilah kelemahan dari ekonomi sebuah wilayah ditopang konsumsi. “Artinya yang bergerak konsumsi buka roda ekonomi,” imbuhnya.
Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi ditopang produksi maka akan mendorong roda perekonomian naik. “Kuncinya segeralah gunakan anggaran untuk mendorong sektor produksi bergerak,” harapnya.
Sebelumnya APBD Riau 2017 telah disahkan DPRD pada awal Desember 2016 lalu dengan nilai Rp10,459 triliun. (*)