EKONOMIPOS.COM(EPC),MEDAN—PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatra bagian Utara mengklaim pada akhir tahun ini, Sumatra Utara akan memiliki cadangan pasokan listrik hingga 460 MW.
Adapun, per pertengahan Oktober 2016, daya mampu pembangkit di Sumut mencapai 1.770 MW, sementara beban puncak 1.984 MW.
Manajer SDM dan Umum PLN Kitsu Raidir Sigalingging menuturkan pihaknya tengah merealisasikan beberapa rencana mulai bulan lalu hingga Desember 2016. Beberapa di antaranya yakni PLTU Nagan Raya Unit 2 90 MW yang saat ini tengah mengalami force outage. Gangguan tersebut diperkirakan selesai pada 22 November 2016.
“Kemudian ada PLTU Pangkalan Susu Unit 2 yang selesai perbaikannya pada 15 Desember 2016. Pasokan bisa naik 200 MW setelah selesai. Lalu, PLTP Sarulla 60 MW, COD [commercial operation date] bulan lalu. MPP Paya Pasir 75 MW COD 2 Desember 2016 dan PLTA Sipan Unit I 33 MW,” rinci Raidir, Selasa (15/11/2016).
Selanjutnya, PLTU Belawan Unit 4 40 MW, PLTU Belawan Unit 2 28 MW, interkoneksi 275 kV Lahat-Muara Bungo dan interkoneksi 275 kV Lahat-Padang Sidempuan. Untuk interkoneksi Lahat-Muara Bungo beroperasi pada bulan ini dan Lahat-Padang Sidempuan akan beroperasi pada 15 Desember 2016.
“Kalau saat ini memang masih defisit. Mudah-mudahan ke depan lebih baik. Masalahnya, kendala bukan hanya ada di pembangkit, tapi juga sambungan transmisi, yakni di PLN UIP I dan II. Biasanya masalah pembebasan lahan. Seperti dulu di Pangkalan Susu selama 1 tahun terhambat pembangunan lima tower di Langkat,” tambah Raidir.
Dia menuturkan, saat ini pengoperasian Marine Vessel Power Plant (MVPP) 240 MW dari Turki di Belawan juga masih terkendala pembangunan dermaga.
Adapun, saat ini rasio elektrifikasi di Sumut telah mencapai lebih dari 90% dan berada di atas rerata nasional.
“Saat ini kami juga terus menurunkan penggunaan BBM untuk pembangkit di Sumbagut dari 19% menjadi 16% hingga akhir tahun ini. Di Sumbagsel dan tengah, penggunaan BBM sudah 1%. Realisasi fuel mix per Agustus 2016 6,18% dari target akhir tahun 9,5%,” pungkas Raidir.
Sementara itu, penggunaan batubara 27%, gas 35% dan air 19%.
(Bisnis)