EKONOMIPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau khawatir dengan produksi Migas, yang mengandalkan harga pasar global. Kekhawatiran itu lebih kepada perbandingan kost operasional dan keuntungan yang didapat.
Menurut Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, penentuan harga migas oleh pasar asing membuat tidak adanya jaminan bsgi Riau sebagai daerah penghasil Migas untuk berharap banyak dari Dana Bagi Hasil (DBH).
Salah satu upaya untuk menguntaskan masalah ini, kata dia, dengan cara membuka peluang besar investor untuk menggarap sektor itu. Namun demikian, RTRW menjadi masalah baru penghambat realisasinya.
“Kita hanya produksi minyak, setelah itu dijual. Harga jual pun mengikuti harga pasar ditentukan luar negeri. Tidak ada jaminan,” kata Andi Rachman.
Pemprov Riau saat ini butuh kerjasama dan dengan pihak KPK untuk mensiasati hanbatan RTRW. Efek lain jika hal ini tidak segera diambil sikap, maka akan menambah angka pengangguran di Riau. (FF)