EKONOMIPOS.COM (EPC), SIAK – Menyikapi kelangkaan elpiji 3 kg di Siak, pemkab dan distributor Elpiji Pertamina Pemasaran Riau-Sumbar menggelar rapat, Kamis (07/12/2017).
Kedua pihak sepakat untuk memperkuat pengawasan distribusi elpiji bersubsidi. Kemudian menyediakan produk elpiji dalam ukuan lain yang terjangkau sebagai bahan bakar alternatif kebutuhan rumah tangga.
Rapat tersebut dipimpin Asisten Pemerintahan dan Kesra L Budhi Yuwono dengan menghadirkan Dinas Pedagangan dan Perindustrian dan para camat se-Kabupaten Siak.
Sementara perwakilan Pertamina Pemasaran Regional Riau-Sumbar dihadiri oleh Sales Eksekutifnya Adi Bagus Haqqi. Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Pucuk Rebung Sekretariat Daerah, Siak Sri Indrapura.
Menurut Adi Bagus Haqqi, kelangkaan elpiji 3 kg disebabkan turunnya anggaran subsidi dalam APBN-P 2017, setelah sebelumnya sempat naik dari APBN 2016. Kemudian alokasi elpiji bersubdisi masih dinilai belum tepat sasaran, karena banyak disalahgunakan oleh pengusaha non-mikro.
“Kelangkaan elpiji bersubsidi terjadi hampir merata seluruh Indonesia pasca-Idul Adha tahun ini. Kendala yang kita hadapi berkurangnya anggaran kuota elpiji pada APBN-P 2017. Penganggaran kuota subsidi elpiji untuk Kabupaten Siak pada awalnya naik 1,96 persen pada tahun 2017 ini, namun pada APBN-P berkurang sebesar 3,94 persen,” sebut Adi.
Dengan berkurangnya kuota ini, Adi menyebut besaran kuota elpiji untuk Negeri Istana menjadi lebih kecil dari tahun 2016 lalu. Pengurangan ini sebut dia di luar dugaan pihak PT Pertamina, sebab pengusulan kuota setiap tahunnya selalu naik secara berkala.
L. Budhi Yuwono akhirnya meminta PT Pertamina untuk menghadirkan solusi lain agar segenap camat yang hadir dapat menenangkan masyarakat yang resah akibat langkanya komoditi bahan bakar untuk rumah tangga tersebut.
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Hendra, dalam kesempatan itu mengatakan akan menerapkan sanksi tegas hingga berupa pencabutan izin usaha bagi pengusaha pangkalan atau agen yang bandel. (*)